Hi Youthers,
Ingatkah kita tentang tokoh Kaleb dalam Alkitab? Kaleb Anak dari Yefune, orang Kenas (Kel 14:6) adalah seorang pemimpin Bani Yehuda (Kel 14:6) yang menjadi salah satu pengintai Israel (Bil 13:6), saat itu Kaleb dan Yosua dikirim untuk mengintai tanah Kanaan bersama dengan sepuluh pengintai lainnya. Dan tahukah Youthers bahwa hanya Kaleb dan Yosualah yang dapat membangkitkan keberanian bangsa Israel untuk memasuki tanah itu. Oleh karena kesetiaan Yosua dan Kaleb, maka hanya dua orang ini sajalah dari generasinya yang ada ketika itu yang diperbolehkan untuk memasuki tanah Kanaan (Bilangan 14:30).
Nah Youthers, perlu kita ketahui bahwa pada saat itu belum semua daerah ditaklukan dan dibagi-bagi lho. Hingga kemudian tampillah Kaleb. Ada sesuatu hal besar yang menjadi bagian Kaleb dan dilakukannya dengan sangat baik.
Wah apakah itu? Yaitu saat Kaleb mampu menaklukan kota Hebron (Yosua 14:6-15). Hal tersebut adalah anugerah Tuhan atas loyalitasnya kepada Tuhan ketika Musa mengutusnya untuk mengintai tanah Kanaan beberapa tahun sebelumnya. Itulah sebabnya Hebron menjadi milik pusaka Kaleb bin Yefune, karena ia tetap mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati.
Apa yang dapat kita pelajari dari peristiwa ini?
HEBRON: KOTA KASIH BAPA
Perhatikan Yosua 14:14 “…Itulah sebabnya Hebron menjadi milik pusaka Kaleb…” TahukahYouthers, bahwa secara militer, Hebron merupakan kota yang penting karena letaknya di tempat yang tinggi. Kaleb menetapkan hatinya dalam memilih daerah ini sebagai milik pusakanya. Dia telah menunggu selama empat puluh tahun di padang gurun sementara teman-teman sebayanya meninggal. Sebelum pada akhirnya Kaleb mendapatkan Hebron, dia turut berperang dengan bangsa Israel selama empat tahun agar seluruh suku bisa mendapatkan milik pusakanya. Kaleb menginginkan kota tersebut karena berada di tempat yang tertinggi dan yang terbaik dari tanah perjanjian.
Hebron secara literal berarti “sahabat yang penuh kasih” . Kaleb, yang merupakan gambaran dari iman yang bertahan, tinggal di Hebron, menunjukkan hubungan antara iman dan kasih, karena “iman bekerja oleh kasih.” Kaleb telah bertahan dalam iman selama empat puluh tahun.
KALEB MENGIKUT TUHAN SEPENUH HATI
Jika kita membaca Bilangan 14:25, kita mungkin bertanya-tanya mengapa Tuhan memberi pujian tentang Kaleb dan memberi janji kepada bukan hanya kepada dia, tetapi juga pada keturunannya? “Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya.” Jawabannya adalah karena Kaleb mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati. Kaleb tidak bercabang hati seperti 10 pengintai lain yang ketakutan menghadapi orang Kanaan. Ia tetap percaya sepenuh pada Tuhan karena ia mengenal siapa Tuhannya. Dengan yakin ia berkata “.. Tuhan menyertai kita; janganlah takut kepada mereka” (Bilangan 14:9).
Ada yang menarik dari kisah Kaleb yaitu ketika ia harus berada di padang gurun selama 40 tahun. Bisa saja karena kekecewaan besar, Kaleb kemudian bersungut-sungut, menyalahkan Tuhan dan memutuskan untuk mengakhiri perjalanan yang tak kunjung tiba pada tujuan ke tanah Kanaan. Tetapi Alkitab mencatat sampai 5 kali bahwa Kaleb ”mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati” (Yosua 14:8-9; Ulangan 1:36; Bilangan 14:25 & 32:12).
Wah dahsyat ya Youthers, di saat diperhadapkan dengan kondisi sulit seperti itu, Kaleb tetap memilih untuk setia mengikut Tuhan. Jika kita seperti Kaleb, mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati, kita akan mendapatkan penggenapan janji Tuhan, walau mungkin kita perlu melalui proses yang tidak enak. Bahkan, keturunan kita pun akan diberkati, seperti yang tertulis dalam Yosua 14:9 “Pada waktu itu Musa bersumpah, katanya: Sesungguhnya tanah yang diinjak oleh kakimu itu akan menjadi milik pusakamu dan anak-anakmu sampai selama-lamanya, sebab engkau tetap mengikuti TUHAN, Allahku, dengan sepenuh hati.”
APAKAH KITA SUDAH MENGIKUT TUHAN SEPENUH HATI?
Setelah kita membaca kisah Kaleb di atas, mari kita sama-sama bercermin pada diri kita sendiri. Apakah kita sudah mengikut Tuhan sepenuh hati? Apakah masih banyak hal-hal yang harusnya kita lakukan untuk menjadi berkat bagi generasi ini tetapi tidak kita lakukan? Coba kita renungkan dengan baik, tantangan apa yang sedang kita hadapi dalam mengikut Tuhan? Bagaimana kita belajar untuk tetap mempercayai Dia yang tidak berubah, di tengah situasi yang sulit? Apakah kita tetap bersyukur dan belajar taat pada kehendakNya sebagai tanda mengikut Dia sepenuh hati?
Youthers, melalui kisah Kaleb, kita sama-sama menangkap pesan bahwa Tuhan senantiasa menggenapi janjiNya asalkan kita kedapatan setia dan taat pada firmanNya. Menjadi pelaku firman jauh lebih baik daripada hanya menjadi pendengarnya saja.
Kaleb mendapatkan Hebron,
sebuah negeri yang belum dikuasai Yosua sebelumnya
namun menjadi milik pusaka Kaleb dan keturunannya.
Akan tetapi perlu kita ingat, semua itu bukan tanpa usaha!
Memang Kaleb adalah pribadi yang menyukakan hati Tuhan,
tetapi ia juga mengusahakan bagaimana daerah-daerah jajahan musuh
harus kembali dia rebut dan menangkan.