Bacaan :
Yunus 1 : 1-3
[1] Datanglah firman Tuhan kepada Yunus bin Amitai, demikian:
[2] “Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku.”
[3] Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan.
Tahun 2019 adalah TAHUN KELAHIRAN BARU.
Banyak orang yang telah menerima pengurapan.
Tetapi pengurapan tersebut bocor, menetes lama kelamaan menjadi kering dan habis.
Hal tersebut karena orang-orang tersebut tidak berjalan dalam DESTINY TUHAN.
Fate → Takdir yang arahnya negatif.
Sedang Destiny → takdir lebih pada keberuntungan / kebaikan.
Jadi tetap dalam destiny Tuhan. Jangan berjalan dalam destiny kita sendiri atau orang lain.
Mengenai destiny Tuhan mari kita belajar dari peristiwa nabi Yunus.
Ada beberapa penolakan destiny Tuhan :
1⃣ Menolak langsung panggilan Tuhan.
2⃣ Tidak merespon panggilan Tuhan.
3⃣ Sudah dalam panggilan Tuhan, tetapi karena intimidasi, tekanan, iti hati, dll menjadi keluar dari panggilan Tuhan.
Mungkin orang tetap bisa pelayanan, tetapi berpindah-pindah tidak tertanam, tidak berakar, dan tidak bertumbuh maupun berbuah.
4⃣ Ada orang tua yang mrmaksakan kehendaknya pada anaknya.
Baik orang tua dan anak harus berdoa terus untuk mengetahui destiny Tuhan pada anaknya.
1 Raja-raja 19 : 4
[4] Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: “Cukuplah itu! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku.”
Belajar juga dari nabi Elia. Saat kita di dalam destiny Tuhan, keadaan kita bukan tenang, aman, tanpa intimidasi tekanan dan goncangan.
Justru tekanan intimidasi badai hidup makin keras menerpa.
Tetapi kita harus tetap jalan terus.
Tuhan yang membuka jalan sampai akhirnya kita akan mendengar nyanyian terbesar ( greatest song ), yaitu nyanyian Tuhan sendiri.
Kidung Agung 6 : 9
[9] Tetapi dialah satu-satunya merpatiku, idam-idamanku,
satu-satunya anak ibunya,
anak kesayangan bagi yang melahirkannya;
puteri-puteri melihatnya dan menyebutnya bahagia,
permaisuri-permaisuri dan selir-selir memujinya.
---+ Tuhan Yesus Memberkati +---
SELAMAT BERIBADAH
DAN
SELAMAT MELAYANI TUHAN