Wahyu 3:1-6
"Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu." (Wahyu 3:4)
Jemaat di Sardis adalah salah satu dari tujuh jemaat di Asia Kecil yang di berikan surat oleh KRISTUS melalui Rasul Yohanes. Ada yang sesuatu yang menarik mengenai Sardis. Beberapa ahli mengatakan bahwa Sardis-lah kota pertama yang di menangkan oleh Rasul Yohanes sehingga menjadi kota Kristen. Tetapi Sardis menjadi kota Kristen pertama pula yang "memberontak" dari dasar-dasar pengajaran kekristenan yang benar. Sardis juga adalah kota pertama dari ketujuh kota dalam Wahyu yang menjadi puing-puing. Karena KRISTUS berbicara kepada jemaat di kota Sardis pada zaman kitab Wahyu dituliskan, berarti ada hal-hal penting yang perlu kita perhatikan dalam pesan-Nya tersebut.
- Pekerjaan/Pelayanan kita haruslah sesuai standar-Nya TUHAN (ayat 1-3)
Dari teks Wahyu 3:1-6, kita mengetahui bahwa jemaat Sardis termasuk jemaat yang aktif. Pekerjaan/Pelayanan mereka menjadi pokok perhatian pertama yang di sorot oleh KRISTUS. Di dalam meng-"evaluasi" buah pekerjaan dan pelayanan jemaat Sardis, TUHAN mengidentifikasikan diri-Nya dengan tujuh Roh Allah dan tujuh bintang. Apa itu? Tujuh Roh Allah berbicara mengenai kuasa dari ROH KUDUS. ROH KUDUS sendiri adalah TUHAN yang bekerja dalam diri anak-anak-Nya. Tujuh bintang adalah lambang malaikat-malaikat yang juga adalah pekerja-pekerja supranatural-nya TUHAN. Jadi TUHAN memeriksa pekerjaan/pelayanan dengan standar sesuai pada diri-Nya. Seorang dokter akan memeriksa pasien sesuai dengan standar kecakapan yang ada pada dirinya. Demikian juga TUHAN memeriksa semua pekerjaan/pelayanan dengan standar yang ada pada diri-Nya.
Mari bekerja dan melayani sesuai dengan standar-Nya TUHAN. Kesalahan yang dibuat oleh anak-anak TUHAN adalah merasa bahwa dirinya sudah melakukan pekerjaan/pelayanan yang baik, padahal itu tidak sesuai dengan standar dan keinginan Allah. Banyak yang berpikir, kalau banyak kegiatan atau pelayanan berarti sudah sesuai dengan kemauan TUHAN. Banyak juga yang berpikir kalau bekerja dengan baik, pasti menyenangkan TUHAN. Padahal standar TUHAN bukanlah banyak bekerja/melayani, melainkan bekerjalah dan layanilah sesuai dengan kemauan-Nya. Standar TUHAN bukanlah bekerja atau melayani dengan baik, melainkan dengan benar, yaitu sesuai dengan kebenaran Firman TUHAN. Kita harus segera bangun dan menyadari hal ini. Selama masih ada waktu bagi kita untuk memperbaiki kesalahan ini, lakukanlah. Jikalau kita masih melakukan segala sesuatu dengan pemikiran dan standar kita sendiri, artinya kita masih mengandalkan diri sendiri dan bukan TUHAN. Itulah sebab KRISTUS memberi kita peringatan (ayat 3) agar kita bertobat dan berjaga-jaga karena kedatangan-Nya sudah amat dekat dan sewaktu-waktu - KRISTUS mengetahui dan menghargai pergumulan kita untuk menjaga kekudusan di dunia ini (ayat 4-5)
Hidup sebagai anak-anak TUHAN yang menjalankan kehendak dan Firman-Nya di dunia ini adalah hal yang tidak mudah. Kejatuhan jemaat di Sardis, selain melakukan pekerjaan/pelayanan dengan standar atau kehendak mereka sendiri, adalah juga mereka kalah dengan dunia. Tantangan yang sama juga di hadapi oleh banyak anak-anak TUHAN dewasa ini. Dunia sedang berkata bahwa antara urusan pekerjaan dengan rohani tidak ada kaitannya, dan adalah hal yang wajar-wajar saja jika seorang Kristen bahkan mengikuti cara-cara dunia dalam keseharian mereka. Ini jelas tentu salah! Saat hal ini dilakukan, itulah yang dikatakan sebagai mencemari pakaian. Kita sudah ditebus oleh KRISTUS di atas salib dan kepada kita yang percaya diberikan jubah sebagai anak-anak-Nya. Namun saat kita menyerah dan mengikuti cara-cara dunia, apapun itu alasannya, kita mencemari pakaian yang telah Allah berikan itu kepada kita.
Puji syukur kepada TUHAN, KRISTUS memahami dan menghargai usaha anak-anak-Nya yang tetap menjaga pakaiannya, yaitu hidupnya dengan kekudusan. Pergumulan anak-anak-Nya yang bekerja/melayani sesuai dengan standar dan kehendak-Nya, KRISTUS hargai dan ingat. Merekalah yang ada di dalam Kitab Kehidupan, merekalah yang akan diberikan pakaian putih tanda kelayakan dan yang diakui sendiri (dibanggakan) oleh KRISTUS di hadapan Allah BAPA dan seluruh malaikat di sorga (ayat 4-5). Perjuangan kita dalam mempertahankan kekudusan, standar ilahi dan kebenaran Firman TUHAN didalam pekerjaan/pelayanan kita sehari-hari tidaklah sia-sia; TUHAN mengetahui, mengingat dan menghargainya.
"Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh YESUS KRISTUS, Tuhan kita. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan TUHAN! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan TUHAN jerih payahmu tidak sia-sia." (1 Korintus 15:57-58) - Pertajam pendengaran rohani kita dalam mendengar tuntunan ROH KUDUS (ayat 6)
Tiga fokus utama dalam menjalankan kehidupan kita sehari-hari, sebagaimana diajarkan oleh Gembala Sidang/Pembina kita: Hadirat TUHAN, Pengurapan-Nya dan banyak berbahasa Roh. Ketiga hal itu, saat kita kejar dan laksanakan sungguh-sungguh, akan mempertajam pendengaran rohani kita akan suara dan tuntunan ROH KUDUS. Jangan bekerja hanya sekedar bekerja, tetapi bekerjalah dengan tuntunan ROH KUDUS. Jangan melayani hanya sekedar melayani, tetapi melayanilah dengan tuntunan ROH KUDUS. Karena sekalipun kita bekerja giat atau melayani tanpa henti, kalau ROH KUDUS tidak menghendakinya, itu semua akan sia-sia. Baca baik-baik dan renungkan Matius 7:21-23.
Jagalah pakaian (kehidupan)-mu dan janganlah mencemarinya. (CS/2015)